rajabacklink

Mengajarkan Pentingnya Etika Berinternet di Sekolah dan Pesantren

5 Sep 2023  |  206x | Ditulis oleh : Mas AT
smp al masoem

Dalam era dimana teknologi informasi dan internet telah merasuki hampir setiap aspek kehidupan kita, menjadi semakin mendesak untuk mengintegrasikan pembelajaran etika berinternet dalam kurikulum pendidikan di sekolah dan pesantren. Di balik kecanggihan teknologi ini, terdapat tantangan dan risiko yang memerlukan pemahaman yang mendalam tentang bagaimana kita seharusnya berperilaku dan berinteraksi di dunia maya. Artikel ini akan menguraikan mengapa pentingnya etika berinternet harus menjadi prioritas dalam pendidikan di sekolah dan pesantren, serta bagaimana hal ini dapat membentuk karakter dan perilaku generasi yang bertanggung jawab dalam ekosistem digital yang semakin kompleks.

Pentingnya Etika Berinternet di Sekolah dan Pesantren

Pendidikan di sekolah dan pesantren memiliki peran penting dalam membentuk individu tidak hanya sebagai pelajar yang cerdas tetapi juga sebagai warga internet yang bertanggung jawab. Di era digital yang semakin canggih ini, penting untuk mengajarkan etika berinternet kepada siswa dan santri agar mereka dapat menggunakan teknologi dengan bijak dan bertanggung jawab. Artikel ini akan membahas mengapa pentingnya etika berinternet harus menjadi bagian integral dari kurikulum di sekolah dan pesantren. Setidaknya kami menyimpulkan ada tujuh aspek penting mengapa berinternet itu harus memiliki etika diantaranya adalah karena alasan berikut ini : 

Menghormati Privasi dan Keamanan:

Siswa dan santri perlu memahami pentingnya menjaga privasi mereka sendiri dan privasi orang lain saat berada di dunia online. Mereka harus belajar untuk menghindari menyebarkan informasi pribadi secara sembarangan dan memahami risiko terkait dengan tindakan online yang tidak aman. Internet merupakan pedang bermata dua yang bisa memberikan manfaat juga mudharat. Manfaat dari internet jalas banyak, tapi mudharatnya juga tidak kalah banyak, bayangkan saja jika ada konten pribadi yang tersebar luas di internet, efeknya tidak hanya satu hari bahkan bisa bertahun tahun hingga anda meninggal dunia semua jejak history anda di dunia maya tidak pernah bisa hilang begitu saja.

Menghindari Cyber Bullying dan Pelecehan:

Pendidikan di sekolah dan pesantren harus membantu siswa dan santri mengidentifikasi perilaku cyberbullying dan pelecehan serta menekankan bahwa tindakan semacam itu tidak hanya tidak etis, tetapi juga dapat berdampak serius pada kesejahteraan psikologis korban. Mereka juga perlu memahami bagaimana melaporkan insiden-insiden tersebut.

Di dunia maya Cyber Bullying sudah seperti kacang goreng, bahkan sudah dianggap sebagai hal yang biasa. Seperti komentar pedas yang tidak berperasaan, hingga komentar negatif yang menjudge kesalah seseorang secara berlebihan, bentuk cyberbullying ini memang terlihat sederhana tapi efeknya luar biasa bagi para korbannya. 

Verifikasi Informasi:

Dalam dunia informasi digital yang penuh dengan berita palsu (hoax) dan informasi yang meragukan, penting bagi siswa dan santri untuk mengembangkan keterampilan dalam memverifikasi kebenaran informasi sebelum menyebarkannya. Etika berinternet mencakup tanggung jawab untuk tidak menyebarkan informasi yang belum diverifikasi.

Penggunaan yang Bijak:

Siswa dan santri perlu belajar tentang penggunaan yang bijak dari media sosial, platform berbagi video, dan berbagai alat online lainnya. Mereka harus memahami bahwa konten yang mereka bagikan dapat memiliki dampak jangka panjang pada reputasi mereka.

Penghormatan Terhadap Hak Cipta:

Etika berinternet juga melibatkan penghargaan terhadap hak cipta. Siswa dan santri harus diberitahu bahwa mencuri atau menyalin konten tanpa izin adalah tindakan yang tidak etis dan ilegal. Bagi beberapa platform online, kegiatan seperti ini memang bisa ditanggulangi secara baik dengan kebijakan kebijakan tertentu dari teguran hingga menutup akun seseorang yang melakukan pelanggaran hak cipta. Tapi penting bagi pesantren untuk mengingatkan santrinya untuk bisa lebih menghargai hak cipta orang lain.

Kultivasi Empati Online:

Siswa dan santri harus diingatkan bahwa di balik layar komputer atau ponsel ada manusia yang sebenarnya dengan perasaan dan emosi. Mereka perlu belajar untuk bersikap empati dan menghormati pandangan dan pendapat orang lain, bahkan jika berbeda dengan mereka.

Penyadaran Diri Online:

Pendidikan di sekolah dan pesantren juga harus mengajarkan siswa dan santri untuk selalu menjaga penyadaran diri online. Mereka perlu menyadari bahwa apa yang mereka lakukan di internet dapat mencerminkan karakter dan integritas mereka sebagai individu.

Dalam dunia yang semakin terkoneksi secara digital, mengajarkan etika berinternet di sekolah dan pesantren bukanlah sekadar pilihan, melainkan suatu kebutuhan. Ini membantu menciptakan generasi yang mampu menggunakan teknologi dengan bijak, memahami dampak sosial dari tindakan online mereka, dan menjadi warga internet yang bertanggung jawab dalam menjaga integritas, privasi, dan keamanan dalam dunia maya. Etika berinternet adalah pondasi penting untuk mendukung pengembangan individu yang seimbang di era digital ini.

Berita Terkait
Baca Juga: