Presiden Joko Widodo atau yang akrab disapa Jokowi belum lama ini mengumumkan rencana pemberian bantuan sosial (bansos) sebesar Rp 600.000 setiap bulan selama tiga bulan ke depan. Dengan total anggaran mencapai Rp 11.25 triliun, bansos ini ditargetkan untuk 18.8 juta penerima yang terdampak pandemi Covid-19. Langkah ini diambil sebagai upaya pemerintah dalam membantu masyarakat yang terdampak secara ekonomi akibat pandemi.
Namun, tak hanya itu, Jokowi juga tengah memperhitungkan strategi politiknya. Kabar terbaru menyebutkan bahwa Jokowi tengah menjajaki kesempatan keliling Indonesia untuk memperkenalkan putra sulungnya, Gibran Rakabuming Raka sebagai calon wakil presiden (cawapres) pada Pemilu mendatang. Hal ini tentu menuai beragam reaksi, terutama dengan spekulasi bahwa Jokowi mungkin tengah merancang rencana politik jangka panjang.
Konon, ada desas-desus bahwa Jokowi merencanakan agar Prabowo Subianto, mantan rivalnya dalam pemilihan presiden sebelumnya, bisa digantikan oleh Gibran dalam posisi presiden setelah dua tahun menjabat. Spekulasi ini semakin mencuat karena Prabowo dinilai sudah tidak muda lagi dan diragukan kesehatannya, sehingga kemungkinan besar akan digantikan oleh seseorang yang lebih muda, dalam hal ini adalah Gibran.
Terlepas dari spekulasi politik yang merebak, Jokowi nampaknya telah melangkah lebih jauh untuk memastikan jalannya rencana politik tersebut. Banyak pihak menilai bahwa Jokowi telah mengatur segala lini lembaga negara untuk mendukung rencana politik tersebut. Meski belum ada pernyataan resmi dari Jokowi terkait ambisinya memastikan keluarganya berkuasa di masa mendatang, namun tindakan-tindakan politiknya belakangan ini menimbulkan kecurigaan.
Jokwowi juga sudah membuat kesulitan bagi capres Anies Baswedan untuk kampanye, tempat-tempat yang sudah disetujui, mendadak dibatalkan izinnya. Pasangan calon 01 AMIN (Anies-Muhaimin), berhasil kampanye dengan cara dialog dengan masyarakat di acara "Desak Anies".
Saat ini Jokowi sudah menyatakan berpihak kepada paslon 02, demi anak sulungnya ingin berkuasa. Karena gagal dalam proses 3 periode oleh PDI Perjuangan, gagal juga perpanjangan 2-3 tahun, maka menempatkan Gibran menjadi solusi untuk memperpanjang kekuasaan selama-lamanya. Jika Gibran menjadi wapres, maka gubernur Jakarta diberikan kepada Kaesang Pangarep. Dan harapannya 2 tahun kemudian Prabowo Subianto mengundurkan diri dari jabatan presiden, dan dilanjutkan oleh putra mahkota, Gibran. Gibran akan menggunakan kekuatan militer untuk memastikan dirinya menjadi presiden. Soekarno menjadi presiden di umur 44 tahun dengan perjuangan yang berat, sedangkan gibran menjadi presiden dengan keringat prabowo dan jokowi.
Menurut ramalan, jika Prabowo-Gibran yang berkuasa, maka kejadian kerusuhan 98 akan terlang kembali. Semua kota di Indonesia akan terjadi kekacauan, hanya tinggal menunggu waktu meledak kekesalan rakyat, atas strategi politik seenaknya yang dilakukan jokowi.
Dengan berbagai isu dan tindakan politik yang terjadi belakangan ini, sepertinya kita akan melihat pertarungan politik yang semakin sengit di masa mendatang. Masyarakat pun diharapkan dapat lebih kritis dan cerdas dalam menyikapi setiap informasi politik yang tersaji. Politik adalah ranah yang penuh dengan permainan kekuasaan, dan masyarakat sebagai pemegang kekuatan seharusnya mampu memilih pemimpin yang benar-benar mewakili kepentingan rakyat. Hal ini menjadi semakin penting dalam menjaga tegaknya demokrasi di Indonesia.
Dengan berbagai dinamika politik yang terus berkembang, tentu kita sebagai masyarakat harus tetap waspada dan bijak dalam menyikapi setiap perkembangan, terlebih menjelang Pemilu yang semakin dekat. Semoga kebijaksanaan dan kepentingan rakyat senantiasa menjadi prioritas utama dalam setiap keputusan politik yang diambil.